Logo PPPFI

Logo PPPFI

Rabu, 12 November 2008

Re: [detailer] 14 perusahaan farmasi asing terancam dicabut ijinnya di Indonesia

Dear all,
 
Sehubungan dengan hal tersebut dibawah ini, maka secepatnya teman-teman yang bakal tersangkut kasus tersebut karena Perusahaannya masuk dalam daftar ancaman Menkes, mari segera kita aktifkan Lembaga Bantuan Hukum (LBHK) PPPFI.  Hal ini sesuai dengan pemberitahuan dari PPPFI tentang adanya bantuan hukum yang akan diberikan oleh LBHK PPPFI kepada seluruh teman sejawat yang masuk dalam kategori pekerja Farmasi (Detailer, Salesman). 
 
Meskipun demikian, bantuan Hukum akan lebih kuat jika teman sejawat terdaftar sebagai Anggota Resmi di Organisasi.  Untuk mendaftar menjadi Anggota Organisasi PERSATUAN PEKERJA DAN PEMANTAU FARMASI (PPPFI),  silakan download Formulir pendaftar di milis Forum-PPPFI dan segera dikirimkan ke : Administrasi,  nursalam2005@yahoo.com,
 
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPPFI mengajak teman sejawat yang mau berperan aktif untuk membentuk Dewan Pimpinan Daerah di Tingkat Propinsi dan Dewan Pimpinan Cabang ditingkat Kodya/Kabupaten.
 
Salam,
 
 
 
=================================================================
 
Bagi teman sejawat yang tertarik menjadi Internet Marketter, silakan coba pelajari dan difikirkan Penawaran berikut ini. Klik aja Links ini : http://tinyurl.com/5bom7e.
 
Itung-itung persiapan sebelum kiamat menghampiri anda saat ke-14 Farmasi dibawah ini benar-benar ditutup
 
==========================================================
 
JAKARTA - Pemerintah melalui Departemen Kesehatan mengambil langkah tegas dalam menertibkan perusahaan yang menjual obat di Indonesia. Dalam Permenkes No 1010/Menkes/PER/XI/2008 yang diterbitkan tanggal 3 November 2008 disebutkan, hanya perusahaan farmasi yang memiliki fasilitas produksi yang diizinkan meregistrasi obat dan mengedarkannya di wilayah hukum Indonesia.

Akibatnya, kurang lebih 14 perusahaan obat asing terancam dicabut izinnya sebagai distributor obat. Pemerintah memberikan waktu dua tahun kepada 14 perusahaan obat tersebut untuk menyesuaikan diri.

Menteri Kesehatan Siti Fadhilah Supari dengan tegas mengatakan bahwa perusahaan obat yang serius menjual obatnya di Indonesia harus mendirikan pabrik. Langkah itu dilakukan untuk menghindari Indonesia hanya sebagai pasar produsen obat asing. ''Kalau mau jual obat di Indonesia, harus bikin pabrik. Jangan cuma jual doang dong. Kalau nggak mau buka pabrik, no way," ujarnya setelah pelantikan pejabat eselon II di Depkes, Jakarta, kemarin (11/11).

Penulis buku Saatnya Dunia Berubah itu menilai bahwa pembukaan pabrik obat di Indonesia bisa membuka lapangan pekerjaan dan melakukan investasi di dalam negeri. ''Permenkes tersebut penting karena bisa mengurangi pengangguran," lanjutnya.

Ke-14 perusahaan itu merupakan anggota International Pharmaceutical Manufacture Group. Mereka, antara lain,

PT. Roche Indonesia,

Sanofi Aventis Pasteur,

PT. Transfarma Medica-Indah,

Eli Liliy,

PT. Wyeth Indonesia,

Sterling,

PT. Astrzeneca Indonesia,

PT. Novo Nordisk Indonesia,

PT. Astellas Pharma Indonesia,

Janssen Cilag,

PT. Solvay Pharma Indonesia,

PT. Merck Sharp & Dohme Indonesia,

PT. Servier Indonesia.

Menkes menambahkan bahwa pihaknya tidak khawatir bila ke-14 perusahaan tersebut berhenti mendistribusikan obatnya di Indonesia. ''Kalau ke-14 perusahaan tersebut hengkang, tidak masalah. Karena selama ini mereka kan hanya pedagang yang tergabung dalam PBF," katanya.

Bahkan, dia telah menyiapkan antisipasi bila memang perusahaan-perusahaan tersebut berhenti berjualan. Salah satunya adalah dengan melakukan impor obat. ''Kita tunggu sampai ada perusahaan asing yang mau bikin pabrik di sini. Karena yang antre mau ke sini sudah banyak," imbuhnya.

Direktur Eksekutif International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) Parulian Simanjuntak menilai bahwa peraturan yang dikeluarkan Menkes tersebut dapat menghambat berlanjutnya bisnis mereka.

''Padahal, di Indonesia, 14 perusahaan obat itu sebenarnya sudah mendapatkan jaminan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Ini juga memberikan sinyal negatif bahwa kepastian aktivitas bisnis di Indonesia ternyata tidak aman," ungkapnya. (iw/kim)

 


--- On Wed, 11/12/08, Yunanto Pharmagen <yunanto.pharmagen_division@yahoo.co.id> wrote:
From: Yunanto Pharmagen <yunanto.pharmagen_division@yahoo.co.id>
Subject: [detailer] 14 perusahaan farmasi asing terancam dicabut ijinnya di Indonesia
To: "Detailer groups" <detailer@yahoogroups.com>, "Forum PPPFI" <Forum-PPPFI@yahoogroups.com>, "Rosalia Yusnida Sekretaris PT.Sapta Saritama solo" <rosa_yw@yahoo.co.id>, "worlmedrep groups" <WorldMedRep@yahoogroups.com>, "Yunanto Ikapharmindo Solo" <sincan.2000@yahoo.co.id>, "Wawan Zambon Solo" <okta_zbnindo@yahoo.com>, "Sardjito Pfizer Solo" <sar_djito01@yahoo.co.id>, "Sarjono RBM PT.Sapta Sari Tama Solo" <rbm_tgh@yahoo.com>, "Dewantoro MSO IKA Solo" <mso.solo@ikapharmindo.com>
Date: Wednesday, November 12, 2008, 3:57 PM


Menteri Kesehatan Siti Fadhilah Supari dengan tegas mengatakan bahwa perusahaan obat yang serius menjual obatnya di Indonesia harus mendirikan pabrik. Langkah itu dilakukan untuk menghindari Indonesia hanya sebagai pasar produsen obat asing. ''Kalau mau jual obat di Indonesia, harus bikin pabrik. Jangan cuma jual doang dong. Kalau nggak mau buka pabrik, no way," ujarnya setelah pelantikan pejabat eselon II di Depkes, Jakarta, kemarin (11/11)

Jual obat harus punya pabrik kalo ndak silakan angkat koper dari Indonesia (begitu kata bu Menkes, sudah ada PERMENKES nya loh) nah luuu, siap2 cari lowongan prend....... ........

lihat detail klik jawapos kata bu menkes


Jatuh cinta itu seperti apa ya rasanya?
Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!
__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Drive Traffic
can help increase
your site traffic.
Need traffic?
With search ads
on Yahoo!
Y! Groups blog
for the latest
scoop on Groups.
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: